Aku Menunggumu di Dunia yang Tak Kau Kenal
Hujan turun. Bukan gerimis manja, melainkan air mata langit yang menderas, membasahi nisan-nisan bisu di pemakaman itu. Di sanalah aku berdiri, tak merasakan dingin, tak merasakan apa pun selain penyesalan yang menggerogoti jiwa. Aku, Li Wei, kembali sebagai roh, terikat pada dunia yang dulu kupijak, kini hanya bisa kusaksikan dari kejauhan.
Dulu, aku mati dengan sebuah kebohongan yang tak terucapkan. Sebuah nama yang tercemar. Sebuah hati yang terluka. Sekarang, aku di sini, di antara bayangan-bayangan yang menolak pergi, menunggumu, Lin Mei.
Dunia roh ini sunyi. Sunyi yang MENCEKAM. Setiap hembusan angin membawa bisikan-bisikan masa lalu. Di sini, waktu kehilangan maknanya. Hari-hari berlalu seperti kabut yang berarak, dan aku tetap menunggu. Menunggumu datang, menunggumu mendengar.
Aku mengingat saat-saat kita bersama. Tawa renyahmu, matamu yang berbinar saat menceritakan impianmu. Semua itu terhenti karena sebuah kesalahpahaman, sebuah fitnah keji yang merenggut nyawaku. Tapi aku tidak kembali untuk membalas dendam. TIDAK!
Aku kembali untuk mencari kedamaian. Kedamaian untuk diriku sendiri, dan untukmu, Lin Mei. Aku ingin kau tahu kebenaran. Aku ingin kau tahu bahwa aku tidak bersalah. Aku ingin kau tahu bahwa aku SELALU mencintaimu.
Aku melihatmu dari kejauhan. Kau sering datang ke makamku. Mata sembabmu adalah cermin dari hatiku yang hancur. Kau menabur bunga, membisikkan kata-kata maaf yang tak pernah bisa kudengar saat aku masih hidup.
Suatu malam, aku melihatmu membawa sebuah kotak kayu kecil. Kau membukanya di depan nisanku. Di dalamnya, ada surat-suratku. Surat-surat cinta yang tak sempat kukirimkan padamu.
Kau membacanya satu per satu, air mata membasahi pipimu. Aku merasakan sakit yang sama, sakit yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saat itulah, aku menyadari. Aku tidak perlu membalas dendam. Aku hanya perlu kau tahu kebenaran.
Aku berusaha menyentuhmu, membelai rambutmu, tapi tanganku hanya menembus tubuhmu. Aku berusaha berteriak, memberitahumu bahwa aku ada di sini, tapi suaraku hanya bergema di dunia roh.
Lalu, aku melihatmu menutup kotak itu. Kau berdiri, menatap nisanku dengan tatapan yang penuh dengan kedamaian. Kau tersenyum. Senyum yang tulus, senyum yang menenangkan.
Aku tahu. Kau sudah tahu. Kau sudah merasakan kehadiranku. Kebenaran telah sampai padamu, melalui cara yang tidak terduga.
Aku melihatmu berbalik, berjalan menjauh dari makamku. Aku tahu ini adalah saatnya. Aku harus pergi. Aku harus melepaskanmu, membiarkanmu menjalani hidupmu.
Aku berdiri di sana, di tengah hujan yang semakin deras, menatap punggungmu yang menjauh. Aku tahu, kita akan bertemu lagi, di dunia yang lain, di waktu yang lain.
Dan arwah itu baru saja tersenyum untuk terakhir kalinya.
You Might Also Like: Reseller Kosmetik Fleksibel Kerja Dari